Pages

Friday 29 September 2017

KEMBARA BALKAN RARA 2017 (NOTA MECEDONIA)

-SKOPJE AND LAKE OHRİD, MACEDONİA-


The land of Alexander the Great was the first city I step into on my recent Balkan trip. It takes roughly around 1 hour 10 minutes trip from Istanbul Sabiha Gokcen airport to Skopje Alexander The Great Airport. The airport looks modern and have a statue of Alexander lying in the middle of it as a symbol of their pride. We then later took the airport transfer which cost around (175 denar) 2.5 euro to the Skopje Bus Terminal which is 40 minutes away from the airport. By the way, the currency used in Macedonia is Macedonian Denar. Oh yes I said yes for the trip after being ask by a sister from Malaysia by the name of Leeza.

Through out the way we can see the building looks exactly as it is back during the Yugoslavia era. The gloomy weather add in effect that make me draw a conclusion of the city seems to be like a ghost town (no offence). Upon arrival at the Terminal we grab the next ticket to Ohrid. The historical city of Macedonia. The ticket cost us around(450 denar) 7 euro per person.

It took around 3 hours from Skopje to Ohrid. The route taken by the bus mesmerized me as it goes through route in between mountains and forest. Passing through some villages, farm and rivers. As we are reaching the city of Ohrid we look to the window and saw the famous Lake Ohrid. We reached Ohrid around 5 pm and head straight to our hostel. It was located 300 m from the Bus station. We rented a room at Anastasia Villa Apartment. The room were a lil small but is comfy to rest in. I met 2 other traveller here, one from Korea and another from Turkey. I had a small chat with the one from Turkey. His name is Ismail and has been backpacking since 3 month before.
The next morning I wake up early, pray and had breakfast. Kak Leeza prepared bread with Tuna spread. A good way to start the day. We then head walk to the city center and decided to take cab halfway through. We went first to Czar Samuel Fortress which located at the highest peak of ancient city Ohrid. Upon arrival, we saw the sign showing that the place are yet to open. The taxi driver drove us to an ancient theatre which is an open space. This theatre reminds me alot of the Dionysus theatre back in Acropolis Athens. We then walk to the Fortress and at the fortress we can see the whole Ohrid from a bird eye view.














After we are done with the Fortress we head down to the lower part of the ancient city where a church of St John, Sinan Celebi Turbesi(which we looked from far), Church of Saints Clement and Panteleimon. From the Church of St John we took a boat ride around the lake Ohrid before heading to the city centre. The crystal clear water and emerald green colour is fascinating. Oh yes the taste of the Lake is slightly SALTY. The city centre were crowded with families who were out on a public holiday which is the 1st of May. The sun shine with breeze from the lake is superbly lovely. We walk back to the guesthouse and pack for our next destination.

I think Ohrid is the best city for retirement as it is so calm, the people were kind and their people are friendly too. Our next destination is Kotor in Macedonia but in order to go to Kotor we need to catch another bus from Tirana, Albania. We headed to Struga by minibus to their bus terminal to catch the next bus to Tirana but another experience were made there.

CIAO MACEDONIA. 



short notes:



Samuel Fortress - entrance fees 2 euros 



To be continue.....
































Saturday 23 September 2017

Awal Muharram 1439H





Bismillahirahmanirahim. 

Semua sedia maklum pada hari Jumaat 22/9/2017 kita menyambut awal Muharram 1439 H. Dilihat pada tahun, ribuan tahun telah berlansung kalendar Islam. Sejarah awal pengunaan kalendar Islam ini dikira dari detik hijrah Nabi Muhammad SAW dari kota Mekah ke kota Madinah. Ibrah dari perpindah junjungan mulia ini membawa kepada satu tingkat yang lain sejarah Islam. Sungguh kita dapat lihat pengorbanan Rasulullah bersama masyarakat Islam yang awal dalam memaknai Islam dalam diri untuk disebarluas ke luar dari tanah sendiri.


SEJARAH HIJRAH RASULULLAH SAW 

Dalam beberapa riwayat yang sahih disebutkan bahawa setelah Abu Bakar ra melihat kaum Muslim sudah banyak yang berangkat hijrah ke Madinah, ia datang kepada Rasulullah saw meminta izin untuk berhijrah. Tetapi dijawab oleh Rasulullah saw, “Jangan tergesa-gesa, aku ingin memperoleh izin dulu dari Allah.“ Abu Bakar bertanya, “Apakah engkau juga menginginkannya?“ Jawab Nabi saw, “Ya.“Kemudian Abu Bakar ra menangguhkan keberangkatannya untuk menemani Rasulullah saw. Ia lalu membeli dua ekor unta dan dipeliharanya selama empat bulan.

Selama masa tersebut kaum Quraisy mengetahui bahawa Rasulullah saw telah memiliki pengikut dan sahabat dari luar Mekkah. Mereka khawatir Rasulullah saw keluar dari Mekkah kemudian menghimpun kekuatan di sana dan menyerang mereka. Maka diadakanlah pertemuan di Darun-Nadwah (rumah Qushayyi bin Kilab, tempat kaum Quraisy memutuskan segala perkara) utuk membahas apa yang harus dilakukan terhadap Rasulullah saw. Akhirnya diperoleh kata sepakat untuk mengambil seorang pemuda yang kuat dan perkasa dari setiap kabilah Quraisy. Kepada masing-masing pemuda itu diberikan sebilah pedang kemudian secara bersama-sama mereka serentak membunuhnya, agar Bani Manaf tidak berani melancarkan serangan terhadap semua orang Quraisy. Setelah ditentukan hari pelaksanaannya, Jibril as datang kepada Rasulullah saw memerintahkan berhijrah dan melarangnya tidur di tempat tidurnya pada malam itu.

MAKNA HIJRAH DARI KACA MATA DIRI 

Dalam diri ini, pemaknaan HIJRAH itu bagi saya ada dua, dalaman dan luaran. Hijrah mengikut dalaman pada hemat saya adalah penghijrahan yang didorong logik akal fikiran dan hati. Ini sering kali berkait dengan perubahan dari sudut mental seseorang dan tingkah laku. Selalunya dari yang kurang baik kepada lebih baik. Kita sering mendengar khabar penghijrahan ini sinonim dalam hidup beragama akan tetapi ia melibatkan kerangka yang lebih besar. Sudah tentu penghijrahan kearah lebih baik dalam konteks keagamaan adalah sesuatu yang baik kerana ia akan mendorong seseorang itu kearah  positif dan lebih baik.

Dari sudut luaran, saya melihat ini sebagai perubahan dari segi fizikal dan sekeliling. Perubahan ini didorong oleh faktor perseketikaran seseorang itu. Sebagai contoh sekiranya dia berada di lingkungan jemaah dia akan terdorong melakukan perkara yang terbiasa dilaksanakan oleh pihak jemaah tersebut. Satu lagi contoh, sekiranya dia berada didalam kalangan mereka yang menyokong kumpulan bola sepak Real Madrid dia akan terdorong mengikut perilaku penyokong kelab tersebut. 

Perubahan kedua-dua aspek ini membawa kepada perubahan secara total seseorang dan ia boleh membawa tarikan sifat positif mahupun negatif. Dorongan dan pengaruh terutama luaran yang banyak mengalirkan daya ubah dalaman. Justeru, seseorang perlulah bijak dalam memilih persekitaran agar tidak membawa diri kearah yang tidak baik mahupun jauh dari yang asal. 




PENGALAMAN HIJRAH DIRI 

Ingin sekali saya berkongsi dari pengalaman diri HIJRAH saya. Bagi saya yang paling besar HIJRAH pernah saya lakukan adalah berpindah dari Malaysia ke Turki. Asbabnya adalah tawaran biasiswa dari kerajaan Turki dan pengajarannya saya banyak. Kerana asbab yang satu saya belajar banyak sekali yang impaknya pada diri, keluarga dan sekeliling. Saya berjaya memenuhi cita-cita belajar di Turki (Alhamdulillah). Semua ini berkat doa mama dan baba beserta orang sekeliling dan paling utama Allah yang memberi peluang ini. Akan tetapi dalam mencorak kehidupan di tempat asing banyak sekali perkara yang berlaku dan peristiwa yang mengubah diri. Nak atau tidak diri sendiri yang perlu bangkit kalau jatuh, membumi kalau terlalu ke langit dan sedar kalau sudah lalai. Sampai hari ini, saya akan selalu ingatkan diri untuk faham arti ke sini dan perancangan masa hadapan. Kita hanya mampu merancang dan hanya Allah yang akan menentukan. 

AYAT  ALQURAN MENGENAI SARANAN DAN MAKNA HIJRAH 

وَأَلَّفَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ ۚ لَوْ أَنفَقْتَ مَا فِي الْأَرْضِ جَمِيعًا مَّا أَلَّفْتَ بَيْنَ قُلُوبِهِمْ وَلَٰكِنَّ اللَّهَ أَلَّفَ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ
dan Yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman) . Walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha Gagah lagi Maha Bijaksana. [Al Anfaal (8): 63]

وَإِن كَادُوا لَيَسْتَفِزُّونَكَ مِنَ الْأَرْضِ لِيُخْرِجُوكَ مِنْهَا ۖ وَإِذًا لَّا يَلْبَثُونَ خِلَافَكَ إِلَّا قَلِيلًا
Dan sesungguhnya benar-benar mereka hampir membuatmu gelisah di negeri (Mekah) untuk mengusirmu daripadanya dan kalau terjadi demikian, niscaya sepeninggalmu mereka tidak tinggal, melainkan sebentar saja. [Al Israa’ (17): 76]
Maksudnya: kalau sampai terjadi Nabi Muhammad s.a.w. diusir, oleh penduduk Mekah, niscaya mereka tidak akan lama hidup di dunia, dan Allah segera akan membinasakan mereka. Hijrah Nabi Muhammad s.a.w. ke Madinah bukan karena pengusiran kaum Quraisy, melainkan semata-mata kerana perintah Allah.

إِنَّ الَّذِينَ تَوَفَّاهُمُ الْمَلَائِكَةُ ظَالِمِي أَنفُسِهِمْ قَالُوا فِيمَ كُنتُمْ ۖ قَالُوا كُنَّا مُسْتَضْعَفِينَ فِي الْأَرْضِ ۚ قَالُوا أَلَمْ تَكُنْ أَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةً فَتُهَاجِرُوا فِيهَا ۚ فَأُولَٰئِكَ مَأْوَاهُمْ جَهَنَّمُ ۖوَسَاءَتْ مَصِيرًا

Sesungguhnya orang-orang yang diwafatkan malaikat dalam keadaan menganiaya diri sendiri, (kepada mereka) malaikat bertanya : “Dalam keadaan bagaimana kamu ini?.” Mereka menjawab: “Adalah kami orang-orang yang tertindas di negeri (Mekah).” Para malaikat berkata: “Bukankah bumi Allah itu luas, sehingga kamu dapat berhijrah di bumi itu?.” Orang-orang itu tempatnya neraka Jahannam, dan Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali. [An Nisaa’ (4): 97]


Konklusinya, Hijrah itu perlu kearah kebaikan dan jauhi segala aspek yang memperbaiki diri, meningkatkan daya pemikiran dan memberikan impak kepada sekeliling. 

Apa makna hijrah pada diri anda?


Nuramirah Shahrin 
Istanbul 29 mayis kiz konukevi, 
Umraniye, Istanbul 


12.18am 

Tuesday 19 September 2017

Membawa kembali semangat yang hilang



Bismillahirahmanirahim. 


Alhamdulillah wa syukurillah. Setelah sekian lama barulah saya boleh memulakan semula penulisan di blog saya ini. Sungguh untuk menulis itu perlukan "consistency" sama juga dalam penulisan tesis. Sedangkan setahun ini banyak sungguh perkara yang berlaku pada diri saya dan sekeliling saya. Sehingga tak terungkap hendaknya. Dari wakil Malaysia ke Mashhad ke kembara 10 negara. Dari kisah gembira perkahwinan sahabat dan mama naik haji ke perginya sahabat baik saya bertemu ilahi. 
Sungguh banyak ingin dinukilkan dalam ruangan penulisan ini. Saya harap dapat menulis sebanyak mungkin seiiring penulisan tesis saya. 

Tahun ini masuk tahun ke 4 saya berada di Turki dan tahun 3 pengajian master. Lama bukan? tetapi inilah realiti kami yang mengambil pengajian Sarjana di Turki. Sukar untuk dihabiskan pengajian "on time" dek kerana bahasa yang agak sukar. Akan tetapi dalam tempoh inilah kami dapat belajar pelbagai perkara. Biar apa orang lain ingin katakan, kami tetap akan berusaha hingga tamat pengajian. 

Saya kini dalam proses penulisan tesis dan alhamdulillah saya sudah tamat mencari bahan dan membuat kajian. Harapnya tajuk tesis yang dikaji ini bakal memberi manfaat pada rakyat Malaysia dan Turki serta dapat menghubungkan kedua negara semula. Bukanlah terpisah tetapi hilang titik persamaan dan hubungan sedari sebelum merdeka dan perubahan global dek perang dunia yang dua. 

bayu bosphorus di waktu senja 

Kota Istanbul sedari saya pulang ke sini agak panas hawanya. Angin musim panas belum menunjukkan redanya dan musim luruh belum menunjukkan tanda-tanda. Saya banyak memilih untuk tinggal di dalam asrama dan menulis di "etut odasi". Disini juga tempat terbaik untuk bertapa kerna tiada lagi sesiapa kesini kerana minggu pembelajaran baru sahaja bermula. Bayu bosforus baru beberapa kaliku sapa. Setiap kali menaiki "vapur" pasti tersengih dan tersenyum kerana inilah paling dirindu. Masakan tidak kerana disinilah tempat merasa tenang dan damai melihat kota yang sesak namun tinggalan sejarahnya yang ku kejar sedari 4 tahun yang lalu. Benarlah tempat ini telah mencuri hatiku dan ia menjadi rumah kedua ku kini. 

Pada yang ingin menyambung pengajian di sini saya alu-alukan, akan tetapi anda perlu bersedia mental serta fizikal untuk menghadapi segala dugaan disini. Dengan budaya yang asing serta cara pentadbiran yang bertukar setiap detik pasti memerlukan jiwa yang kental. Kerinduan pada keluarga dan tanah air belum dikira akan tetapi inilah yang boleh mematangkan jiwa-jiwa. Adanya elemen matang itu lebih penting dari perkara yang hanya menghiburkan hati dan kosong erti. Pengakhirannya berbalik pada nawaitu kita hadir untuk apa dan mengapa. 

Apapun saya mohon doa dari semua agar dimudahkan segala sesuatu yang dilaksanakan. Saya doakan buat setiap kamu juga. Semoga jua rajin menulis dan mengarang pengalaman sedari 2016 ke hari ini. Walaupun perlahan tapi dibuat untuk tatapan masa hadapan. InshaAllah. 


Saya akhiri post kali ini dengan serangkap syair karangan Hamzah Fansuri yang kena dengan tajuk post kali ini :

Syair Perahu
Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i’tikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.

Hai muda arif-budiman,
hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perahumu jua kerjakan,
itulah jalan membetuli insan.

Perteguh jua alat perahumu,
hasilkan bekal air dan kayu,
dayung pengayuh taruh di situ,
supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar,
angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.

Perteguh jua alat perahumu,
muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu,
menanti perahumu lalu dari situ.

Muaranya dalam, ikanpun banyak,
di sanalah perahu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir kamu tersesak.

Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak datang menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.

Muaranya itu terlalu sempit,
di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu ba’id.



Wallahualam. 


Nuramirah Shahrin 
Istanbul 29 Mayis Universitesi Kiz Konukevi,
Umraniye, Istanbul, Turki
Rabu, 7:03 malam 




saya peminat baju kurung nombor satu dan ini adalah pakaian saya di hari pertama universiti