Pages

Friday, 15 February 2019

Ada apa dengan CINTA?


Bismilllahirahmanirahim



Tajuk kali ini agak cliche akan tetapi realiti bersempena semalam Hari Kekasih aka Valentine Day. Saya sendiri sepanjang hidup tak pernah menyambut hari sedemikian kerana memang tiada niat mahupun orang untuk menyambutnya dengan. Banyak sekali fatwa yang dikeluarkan berkenaan larangan atau hukum menyambut sambutan tersebut. Berbagai cerita disebaliknya juga yang timbul. Misalnya, Valentine day adalah hari memperingati St. Valentine yang dibunuh kerana mempertahankan agama Catholic. Kalau sahaja mereka di luar sana faham erti ini sebaiknya tidak meraikan bukan apa ini bukanlah sesuatu yang perlu kita ikuti. 

Berbalik kepada tajuk, C-I-N-T-A adalah satu perkataan yang sering sekali diungkap dan dirasa oleh manusia. Ia tidaklah hanya terlimit pada antara lelaki dan perempuan tetapi membawa maksud yang lebih Universal. Yang paling utama adalah Cinta pada Allah, Cinta pada Rasul, Cinta pada Agama,  Cinta pada ibu dan bapa, Cinta pada keluarga, Cinta pada masyarakat, Cinta pada Negara, Cinta pada semua. Bagaimana kita boleh definisikan cinta? Kalau yang saya nyatakan tadi hanyalah sebahagian dari kerangka besar makna cinta. 

Apa definisi sebenar tentang cinta pada pandangan anda? Kalau dari hemat saya maksud cinta itu adalah apabila kita mencintai seseorang itu keranaNya. Pemegang hati yang utama seseorang manusia itu perlulah Allah sahaja dan dengan izinNya kita boleh mencintai makhluknya. Mungkin dalam derapan keyboard mudah untuk diungkap tetapi zahirnya tidak mudah. Ya saya sendiri mengaku terkadang terlebih sedih untuk makhluknya sampai lupa yang memegang hati itu adalah Allah. Jadi pulang kepadaNya dan memohon dariNya adalah yang terbaik. 

Bagaimana cara terbaik untuk kembali kepadaNya? Kembali dekat dan sujud padanya. 

Saya menemui salah satu blog yang saya fikir menarik untuk di lawati 

Pada satu artikel post mereka ada menggariskan 4 perkara untuk kembali kepada Allah,

1. Bersyukur kepada Allah

 Dr Aid Al-Qarni dalam bukunya La Tahzan mengingatkan, “Ingatlah setiap nikmat yang Allah anugerahkan kepada Anda. Karena Dia telah melipatkan nikmat-Nya dari ujung rambut hingga ke bawah kedua telapak kaki.”

Pesan tersebut memang patut kita renungkan. Karena di dalam Al-Qur’an Allah juga menegaskan bahwa nikmat Allah terhadap diri kita tak bisa dihitung jumlahnya.
وَآتَاكُم مِّن كُلِّ مَا سَأَلْتُمُوهُ وَإِن تَعُدُّواْ نِعْمَتَ اللّهِ لاَ تُحْصُوهَا إِنَّ الإِنسَانَ لَظَلُومٌ كَفَّارٌ
“Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).” (QS:  Ibrahim [14]: 34).


2. Berprasangka baik kepada Allah 

“Jauhilah oleh kalian berprasangka (kecurigaan), karena sesungguhnya prasangka itu adalah sedusta-dustanya pembicaraan.” (HR. Bukhari).
Kemudian di dalam Al-Qur’an, Allah menegaskan;
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اجْتَنِبُوا كَثِيراً مِّنَ الظَّنِّ إِنَّ بَعْضَ الظَّنِّ
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan pra-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari pra-sangka itu adalah dosa.” (QS: Al-Hujurat [49]: 12).


3. Sabar dalam ikhtiar  

Allah akan sentiasa menyertai dan mencintai kita kerana kesabaran kita. Umar bin Khattab berkata, " Dengan kesabaran, kita tahu makna hidup yang baik."


 4. Tawakkal kepada Allah

Ibnu Hajar Al Asqolani berkata, " Tawakkal iaitu memalingkan pandangan dari berbagai sebab setelah sebab disiapkan." Eritnya, sebab bukanlah penentu, tetapi Allah Yang Maha Menentukan.


Konklusinya, kalau ada sekelumit rasa yang menghalang kita dari mencintai yang lebih patut dicintai beristighfar. Kalau kita benar-benar sayangkan manusia atau makhluk ciptaanNya, sandarkan rasa itu pada Allah SWT kerana dia pencipta, maha pengasih lagi penyayang serta pemegang hati-hati mereka. Kalau dikejar cinta ilahi kita tidak ada kecewa dan berduka kerana itu yang hakiki.

nota kaki: Alhamdulillah ala kulli hal. Selamat bercinta dengan Ilahi :) Salam Jumaat. 

No comments:

Post a Comment